Pendahuluan
Selamatan orang meninggal merupakan salah satu tradisi penting dalam budaya Jawa, khususnya di kalangan masyarakat Muslim Indonesia. Kegiatan ini berupa doa bersama (tahlilan) yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu setelah seseorang meninggal dunia. Perhitungan waktu pelaksanaan selamatan tidak bisa dilakukan sembarangan, karena harus mengikuti aturan hari dan pasaran dalam kalender Jawa.
Mengingat rumitnya sistem perhitungan ini, tim kami saat ini tengah mengembangkan aplikasi kalkulator selamatan untuk membantu masyarakat menghitung hari-hari penting dalam tradisi tersebut secara lebih mudah dan akurat.
Apa Itu Selamatan Orang Meninggal?
Selamatan bukanlah bentuk "ucapan selamat", melainkan sebuah prosesi spiritual untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Tradisi ini dilaksanakan dengan membaca doa-doa, ayat Al-Qurβan, dan dzikir secara berjamaah, dilanjutkan dengan jamuan makan bersama.
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk memuliakan dan mendoakan almarhum agar memperoleh tempat terbaik di sisi Tuhan, serta menjadi sarana pengingat akan kematian bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
Rangkaian Hari Selamatan dan Istilah dalam Budaya Jawa
Dalam budaya Jawa, hari-hari selamatan memiliki nama dan makna tersendiri. Berikut adalah tahapan umum selamatan:
Nama Selamatan | Hari ke- | Rumus Perhitungan | Tujuan dan Makna |
---|---|---|---|
Geblak | 1 | Hari meninggal | Dilaksanakan hari itu juga setelah penguburan |
Nelung Dina | 3 | Lusarlu (3H + 3P) | Menyempurnakan nafsu dari unsur air, angin, api, dan bumi |
Mitung Dina | 7 | Tusaro (7H + 2P) | Menyempurnakan kulit dan rambut |
Matangpuluh Dina | 40 | Masarma (5H + 5P) | Menyempurnakan anggota badan yang dititipkan orang tua |
Nyatus Dina | 100 | Rosarma (2H + 5P) | Menyempurnakan jasad |
Pendhak 1 | 354-355 | Patsarpat (4H + 4P) | Mengingat penyempurnaan kulit, daging, dan isi perut |
Pendhak 2 | 708 | β | Penyempurnaan seluruh tubuh selain tulang |
Nyewu | 1000 | Nemsarma (6H + 5P) | Penyatuan jasad dengan tanah (asal mula manusia) |
Cara Menghitung Hari Selamatan
Perhitungan hari selamatan menggunakan kombinasi antara hari biasa dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Berikut adalah contoh perhitungan berdasarkan rumus yang umum digunakan:
π Contoh Kasus
Seseorang meninggal pada Sabtu Pahing.
- 3 Hari: Rumus Lusarlu β Minggu Pon malam Senin
- 7 Hari: Rumus Tusaro β Kamis Pahing malam Jumat
- 40 Hari: Rumus Masarma β Selasa Kliwon malam Rabu
- 100 Hari: Rumus Rosarma β Selasa Pahing
- 1 Tahun (Pendhak 1): Rumus Patsarpat β Senin Wage malam Selasa Kliwon
- 2 Tahun (Pendhak 2): Penambahan 708 hari dari hari wafat
- 1000 Hari (Nyewu): Rumus Nemsarma β Rabu Legi malam Kamis
Perlu dicatat, terdapat penyesuaian apabila kematian terjadi pada tanggal 1β3 bulan Jawa yang berjumlah 30 hari. Dalam hal ini, periode 1000 hari bisa dihitung sebagai 34 bulan, bukan 35.
Contoh Perhitungan Lengkap
Berikut contoh konkret jika seseorang meninggal pada 6 Februari 2023 (Senin Pon):
Jenis Selamatan | Tanggal Masehi | Hari & Pasaran | Kalender Jawa |
---|---|---|---|
3 Hari | 8 Februari 2023 | Rabu Kliwon | 17 Rejeb 1956 Ja |
7 Hari | 12 Februari 2023 | Minggu Wage | 21 Rejeb 1956 Ja |
40 Hari | 17 Maret 2023 | Jumat Pahing | 25 Ruwah 1956 Ja |
100 Hari | 16 Mei 2023 | Selasa Pahing | 26 Sawal 1956 Ja |
Pendhak 1 | 25 Januari 2024 | Kamis Legi | 13 Rejeb 1957 Ja |
Pendhak 2 | 13 Januari 2025 | Senin Kliwon | 13 Rejeb 1958 Ja |
1000 Hari | 1 November 2025 | Sabtu Pahing | 10 Jumadil Awal 1959 Ja |
Tentang Aplikasi Kalkulator Selamatan (Dalam Pengembangan)
Sebagai upaya membantu masyarakat dalam menghitung hari-hari penting ini secara akurat, kami sedang mengembangkan aplikasi kalkulator selamatan. Fitur utama yang direncanakan meliputi:
- Perhitungan otomatis 3, 7, 40, 100, Pendhak 1, Pendhak 2, dan 1000 hari
- Menampilkan informasi hari pasaran, kalender Masehi, Hijriah, Jawa, dan neptu
- Rumus hitungan berdasarkan tradisi Jawa dan penanggalan Ummul Qura (untuk kalender Hijriah)
Catatan Penting:
Kalender Hijriah yang digunakan dalam aplikasi ini mengacu pada sistem Ummul Qura, sehingga kemungkinan ada selisih 1β2 hari dibanding metode lainnya. Namun selisih ini umumnya tidak mengganggu prosesi tahlil.
Penutup
Tradisi selamatan mencerminkan akulturasi budaya dan kepercayaan spiritual masyarakat Jawa. Perhitungan yang tepat menjadi bagian penting dalam menghormati tradisi tersebut. Meski cukup kompleks, penggunaan aplikasi yang tengah kami kembangkan diharapkan bisa menjadi solusi praktis dan akurat untuk masyarakat luas.
Jika Anda tertarik mengikuti perkembangan aplikasi ini, silakan nantikan informasi selanjutnya.